Pakar: Narasi Kubu Prabowo Lebih Menjual

Pakar: Narasi Kubu Prabowo Lebih Menjual
Monitor Berita. Pakar komunikasi dan marketing politik dari UGM Nyarwi Ahmad menilai narasi politik yang dikembangkan kubu Prabowo Subianto lebih sangat menjual dibanding narasi kubu Joko Widodo (Jokowi). Narasi politik yang dibangun di kubu Prabowo kian jelas.

“Poin-poin yang disampaikan khususnya dalam pertemuan antara SBY dan Prabowo menunjukkan narasi politik yang menjadi antitesis dari pihak pejawat,” pungkas Nyarwi ketika dihubungi dari Jakarta, Hari Rabu.

Narasi tersebut, lanjut dia, sebenarnya mirip dengan apa yang pernah disampaikan oleh Prabowo dalam Pilpres 2014. “Narasi populis juga,”  tuturnya dia.

Ia mengatakan hal yang membedakan adalah posisi aktor utama dalam hal ini Jokowi, Prabowo, dan Susilo Bambang Yudhoyono. Selain itu, ada dinamika yang terkait dengan politik identitas.

“Khususnya di kalangan Muslim perkotaan dan perkembangan kondisi ekonomi saat ini,” tuturnya.
Narasi ini menarget pemilih Muslim dan tidak hanya yang bergabung dalam gerakan 212. Narasi tersebut juga menyasar pemilih Muslim yang tidak puas dengan gaya Jokowi dalam berkomunikasi dengan para ulama, khususnya di kalangan Muslim perkotaan.

Sebagai contoh, dalam konferensi pers di rumahnya dan juga di rumah Prabowo kemarin, SBY secara jelas membangun narasi politik yang menarget kelompok pemilih menengah bawah yang kehidupan ekonominya makin susah. SBY juga membangun narasi politik yang anti-Islamophobia.

“Hal tersebut merupakan strategi komunikasi dan marketing politik yang cukup canggih,” pungkas doktor bidang komunikasi politik dan marketing politik lulusan Universitas Bournemouth, Inggris, itu.
Jika nanti hanya ada dua poros dan kondisi parpol koalisi di dua kubu tersebut tidak berubah kubu Jokowi perlu kerja keras lagi untuk biss memenangkan Pilpres 2019.

“Sebagai nonpejawat kubu pendukung Prabowo memiliki lebih banyak ruang untuk bermanuver. Mereka juga disatukan dengan semangat 2019 Ganti Presiden,” ucap Nyarwi.

Meski tagar #Gantipresiden2019 hanya sebatas wacana di kalangan kelas menengah, menurut Nyarwi, semangat yang dibangun bisa melahirkan para relawan baru yang lebih solid. Bahkan, bukan tidak mungkin relawan baru ini memiliki kekuatan besar yang bisa menggerus kerja-kerja mesin politik Jokowi dan para relawannya.

Ia mengatakan kubu Jokowi harus lebih serius dan punya cara-cara yang lebih inovatif dalam merespons perkembangan tersebut. Tanpa usaha-usaha semacam itu, ia mengatakan, peningkatan elektabilitas Jokowi akan berjalan lambat.

“Apalagi jika tanpa didampingi sosok cawapres yang memiliki pasar potensial yang solid,” pungkas dosen Fisipol UGM itu.

Comments

Popular posts from this blog

5 Partai Deklarasikan Koalisi Keumatan Ijtima GNPF Ulama

Wow Ternyata!! Penerbitan SKCK Prabowo Dibenarkan Mabes Polri

SKCK Prabowo, Bukti Nyata Prabowo Bersih Dari Perbuatan Melawan Hukum